REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan tetap meminta klub-klub Liga 1 memainkan pemain asingnya meski belum lengkap syarat legalitasnya. Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi mengklaim telah memperoleh izin dari Ketua Umum Badan Olahraga Profesional (BOPI). “Ketuanya (BOPI). Noor Aman, ngomong silakan sambil diproses (Kitas dan IMTA)," kata Edy, Rabu (19/4).
Edy berjanji, PSSI segera menyelesaikan masalah Keterangan Izin Tinggal Terbatas (Kitas) dan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) yang mengganjal para pemain asing di Indonesia. PSSI dan operator Liga 1 (PT LIB) rencananya akan bertemu dengan kementerian terkait pada Jumat (21/4). “Kita sudah komunikasikan. Sambil jalan, kita urus ini. Mudahkan lah kami ini. Kalau tidak ini (persoalan Kitas dan IMTA) tak akan selesai-selesai," ujar Edy.
Selama proses tersebut, Edy pun meminta agar BOPI menebalkan toleransi dan tak mencari persoalan lain dengan malarang, para pemain asing tak ber-Kitas dan IMTA tampil di Liga 1. "Siapa yang bicara (melarang) seperti itu? Tanya ke ketua umumnya," kata Edy. Kata dia, PSSI sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum BOPI Noor Aman.
Rekomendasi Liga 1 yang diterbitkan BOPI dan pada Kamis (13/4), mengizinkan PSSI menggelar kompetisi sepak bola nasional yang sudah mati sejak 2015. Tetapi, dalam rekomendasi tersebut BOPI menegaskan agar PSSI dan PT LIB melarang sementara pemain asing tanpa Kitas dan IMTA turun lapangan. BOPI meminta agar PSSI dan LIB melengkapi syarat Kitas dan IMTA pemain asing sebelum diperbolehkan bermain.
Baca juga, Ketum PSSI: Apakah Setuju Liga 1 Saya Hentikan Saja?.
Akan tetapi, catatan tegas dari otoritas pemverifikasi gelaran olah raga tersebut, dilanggar. Sejak pertandingan perdana, Sabtu (15/4), sampai menjelang tutup pekan pertama kompetisi, Rabu (19/4) hampir semua dari 18 klub peserta Liga 1 tetap memainkan pemain asing yang tak punya Kitas dan IMTA.
BOPI mencatat, ada 25 pemain asing yang belum punya Kitas dan IMTA bermain. BOPI menilai, pemain asing tersebut, ilegal yang sebarannya ada di 11 kesebelasan. Dari 25 pemain ilegal tersebut, BOPI membeberkan, termasuk semua pemain bintang atau marquee player, yang jumlahnya sebanyak sembilan nama di delapan klub papan atas Liga 1.